Peresmian Rumah Sakit Citra Arafiq Serang Diwarnai Kericuhan, Awak Media dan Protokoler Daerah Dilarang Masuk

oleh

BANTENTERKINI.COM – Peresmian Rumah Sakit Citra Arafiq Serang diwarnai kericuhan, Rabu (10/1/2024).

Kericuhan terjadi saat tim protokoler Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto menghadang sejumlah awak media dan tim dokumentasi serta protokoler pemerintah daerah untuk ikut meninjau ruangan di dalam rumah sakit.

Awak media dan tim dokumentasi yang dihalangi tersebut ingin memastikan situasi dan kondisi ruangan di dalam rumah sakit. Namun, mereka justru dilarang masuk oleh tim protokoler Kementerian.

“Iya kecewa aja, kok kita gak boleh masuk yah. Padahal saya dan teman-teman wartawan lain juga ingin tahu dan meninjau apa yang ada di dalam rumah sakit. Tapi aneh nya kita yang datang ke sini malah dihadang ketat,” ujar Topik, wartawan lokal daerah.

Baca Juga:  Polisi Ungkap Motif Ibu Bunuh Bayi Yang Baru Dilahirkan

Senada dengan Topik, Cikal tim dokumentasi pejabat daerah juga mengaku kecewa dengan tindakan para protokoler Kementerian. “Seharusnya kita itu ikut mendampingi atasan saya untuk dokumentasi di dalam ruangan. Tapi kita dan teman-teman protokoler daerah dan dokumentasi tidak dijinkan masuk ke dalam ruangan. Bahkan tim media juga gak boleh masuk untuk meninjau ruangan di dalam rumah sakit,” ujarnya.

Baca Juga:  Kontestasi Pilkada Bisa Berubah di Pilkada Banten Usai Ketua Umum Golkar Mundur

Milda, tim dokumentasi dari Pemprov Banten juga mengeluhkan hal yang sama. Ia bersama timnya hanya memantau dari luar pintu masuk rumah sakit. “Gak boleh masuk, tadi desak-desakan juga. Dan saya sudah bilang ke pihak keamanan dan protokolernya. Kalau saya tim dokumentasi dari pemprov Banten. Tapi tetap dilarang dan dihadang gak boleh masuk,” ujarnya.

Baca Juga:  JNE Sebut Pemendaman Paket Sembako Bansos Presiden di Depok Tidak Ada Pelanggaran

Sementara itu, Direktur Utama Rumah Sakit Citra Arafiq Serang, Machfuz, mengaku tidak mengetahui alasan tim protokoler Kementerian melarang awak media dan protokoler daerah untuk ikut meninjau ruangan di dalam rumah sakit.

“Protokoler dari pak Erlangga Hertanto tidak mengizinkan tidak semua orang bisa masuk. Saya juga kurang tahu kenapa, saya tidak bisa menjawabnya. Jadi saya gak tahu dan gak melihat yang mana media atau tim dokumentasi dari pemerintahan,” ujar Machfuz.***