SERANG – Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan (DPK) Provinsi Banten berhasil pertahankan akreditasi A. Hasil ini didapatkan setelah Perpustakaan Nasional melakukan reakreditasi pada Senin 2 Desember 2024.
Komponen yang dinilai dalam reakreditasi meliputi penyelenggaraan perpustakaan, pelayanan perpustakaan, pengembangan koleksi perpustakaan, sumberdaya manusia di bidang perpustakaan, inovasi kegiatan literasi yang dilakukan DPK Banten. Berdasarkan penilaian terhadap komponen tersebut, Perpustakaan Provinsi Banten berhasil mempertahankan akreditasi A.
Dalam rekomendasi yang disampaikan Ketua Tim Asesor dari Perpustakaan Nasional, Renda Khris Ardi Artha, Perpustakaan Provinsi Banten harus menambahkan jumlah pustakawan, melakukan pemerataan dan pembinaan terhadap seluruh jenis perpustakaan.
“Kemudian, meningkatkan koordinasi dengan perpustakaan kabupaten/kota untuk pemerataan layanan,” katanya melalui siaran pers yang diterima awak media.
Sementara itu, Kepala Bidang Perpustakaan DPK Provinsi Banten Tunul Lasniati bersyukur bisa mempertahankan akrediasi A Perpustakaan Banten.
“Kami bersyukur masih pertahankan nilai A dengan skor 91,02, meskipun ada catatan yang perlu kami perbaiki lagi,” ucapnya.
Menurutnya ada sembilan hal prosedur yang menjadi standar layanan dalam perpustakaan. Mulai dari koleksi, tenaga atau sumber daya manusia (SDM), pengelolaan, inovasi, tingkat kegemaran membaca hingga indek pembangunan literasi masyarakat (IPML).
“Ada tiga isu strategis yang masih perlu menjadi perhatian kami, yakni inovasi dan kreativitas, lalu tingkat kegemaran membaca dan IPLM,” ujar Tunul.
Inovasi dan kreativitas, ucap Tunul, adalah bagaimana DPK Banten melakukan ekplorasi terhadap keunikan yang dimiliki perpustakaan. Termasuk peningkatan prestasi di luar lembaga induk.
“Ini terkait juga dengan minat baca masyarakat yang masih kurang, nah itu sangat berpengaruh karena pemanfaatan deposit. Tentu ini harua ada yang kita lakukan untuk meningkatkan literasi masyarakat,” ucapnya.
Pihaknya akan terus mendorong perbaikan layanan dan gerakan literasi masyarakat, sehingga literasi tidak hanya meningkat pengetahuan, melainkan juga kemandirian masyarakat.
“Ini jadi motivasi bagi kami, bukan saja mempertahankan akreditasi kedepan tetap A, tetapi inovasi, dan gerakan literasi masyarakat terus meningkat. Kami harus segera tindaklanjuti,” ucap Tunul.(ADV)