Bantenterkini.com – Perencana keuangan sekaligus Co-Founder ZAP Finance Prita Ghozie, mengatakan bahwa sekarang anak muda bukan hanya mimpi untuk memiliki rumah diusia di bawah 30 tahun. Hal yang terpenting untuk memiliki rumah yakni yang ditunjukkan olehnya, adalah memiliki pengaturan keuangan yang dapat diterima.
Prita mengatakan, bagi remaja berusia dua puluh hingga tiga puluh tahun yang baru bekerja, mulai menempatkan rumah sebagai perhatian utama dalam mengawasi dana. Agar dalam beberapa tahun Anda dapat membeli rumah atau sekali lagi jika di luar imajinasi untuk mengharapkan membeli dengan uang sungguhan, gunakan Kredit Pembelian Rumah (KPR) pilihan.
“Anda bisa mengambil uang muka (KPR) untuk membantu kami mempercepat akuisisi rumah atau memindahkan sumber daya yang berbeda,” katanya, Minggu (24/10/2021).
Dia juga memberikan tiga tips kepada anak muda berusia dua puluh hingga tiga puluh tahun untuk mempertimbangkan saat membeli rumah.
Yang pertama yakni harus masuk akal. Membeli rumah sesuai dengan daya beli atau bayaran yang didapat sehingga tidak mempersulit diri sendiri saat hendak membayar cicilan rumah.
Menurut dia, biaya yang tepat untuk membeli rumah adalah berlipat ganda dari kompensasi tahunan. Hal ini juga akan meningkatkan proses KPR di perbankan.
“Biasanya lulusan perguruan tinggi baru-baru ini sering bermimpi tanpa mendapatkan daya beli seperti apa. Misalnya, setiap tahun kami dibayar Rp 100 juta, jadi daya beli rumah/hunian utama dibatasi Rp 500 juta. yang bayarnya di atas itu, kita bisa menemukan penginapan (bayar) yang wajar,” jelasnya.
Kedua, berkelanjutan untuk mengganti uang muka. Ini juga merupakan petunjuk penting yang harus diperhatikan karena juga akan menjadi prinsip pemikiran untuk perbankan.
“Sejak kita mencoba membeli rumah, ada tanggung jawab yang berlarut-larut. Istilah KPR/KPA sebagian besar memiliki jangka waktu dasar 5 tahun-15 tahun. Tentu kita sangat ingin memiliki jenis pendapatan yang bisa membayar. porsi tanggung jawab sampai pembangunannya lama,” ujarnya.
Ketiga, mampu menangani rencana pengeluaran keluarga, ini terutama berlaku untuk pasangan yang menikah. Karena, dengan memiliki rumah terprogram, Anda perlu menyiapkan rencana pengeluaran untuk pemeliharaan dan menutupi biaya.
“Karena setiap ada penghuni, ada tambahan cicilan untuk keperluan rumah, termasuk biaya pemeliharaan dan tugas tahunan (PBB),” ujarnya.
rumah sponsor
Sejujurnya, anak-anak sekarang sudah bisa memiliki rumah dengan harga dan porsi yang murah. Badan publik saat ini memiliki program penginapan yang dibiayai. Proyek menunjuk secara eksplisit pada individu yang memiliki pendapatan rendah.
Untuk menjalankan program ini, otoritas publik bekerja sama dengan Bank Dana Cadangan Negara (BTN) memberikan kredit kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang perlu memiliki rumah.
Pengawas Perbelanjaan dan Kredit Usaha BTN, Hirwandi Gafar mengatakan, untuk program ini, BTN memberikan biaya pembiayaan yang rendah, yakni hanya 5{bc67e3cf8963c820ca152605500aae0c91b1e3909e975e94636e72c95a612196} sampai dengan porsi time frame selesai.
Tak hanya itu, lulusan perguruan tinggi baru yang ingin mengklaim rumah ini juga bisa mendapatkan investasi awal (DP) sebesar Rp 4 juta.
“Kontrak yang disponsori program otoritas publik sangat ringan dengan pendapatan tetap 5{bc67e3cf8963c820ca152605500aae0c91b1e3909e975e94636e72c95a612196} selama jangka waktu kredit. Jangka waktunya bisa selama 20 tahun,” katanya kepada CNBC Indonesia.
Dengan biaya, individu tidak perlu stres karena sepenuhnya cocok untuk orang-orang yang memiliki gaji kecil. Nilai rumah yang diberikan berkisar antara Rp 150 juta-Rp 160 juta untuk rumah dengan luas bangunan 36 meter persegi.
“Biaya rumah biasa Rp 150 juta. Paling mahal di Wilayah Papua yang biayanya mencapai Rp 200 juta,” katanya.
Bagaimanapun, ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh anak berusia dua puluh hingga tiga puluh tahun untuk dapat memiliki rumah sederhana ini dengan bunga rendah.
Untuk memulainya, sejauh mungkin Rp 6 juta setiap bulan untuk individu yang belum menikah dan batas maksimal Rp 8 juta setiap bulan untuk individu yang sudah menikah.
Kedua, mereka tidak pernah mendapatkan dan membeli penginapan yang dibiayai dari otoritas publik. priligy avec ou sans ordonnance
“Ada banyak keputusan. Jadi tidak ada alasan anak usia dua puluh hingga tiga puluh tahun tidak tahan membeli rumah, yang tersisa adalah kemampuan untuk membeli rumah,” katanya.