JAKARTA-Ramai video beredar di masyarakat terkait ucapan kasar Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah terhadap penjual air minum dan es teh dalam sebuah acara tabligh akbar beberapa waktu lalu.
Dalam video beredar Gus Miftah mencela seorang penjual air minum dan es teh yang di pikul di atas kepala.
Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah yang kini menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan bisa berkata kasar pada pedagang kecil.
Terlihat dalam video saat acara tabligh akbar seseorang di sebelah Gus Miftah mengatakan suruh borong es teh dan minuman yang dibawa penjual tersebut.
“Es tehmu ijek okeh ora (es tehmu masih banyak nggak)? Masih? Yo kono didol (ya sana dijual), goblok. Dol en ndisik, ngko lak rung payu yo wes, takdir (Jual dulu, nanti kalau masih belum laku, ya sudah, takdir),” kata Gus Miftah kepada pedagang es teh dalam video tersebut.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengkritik tajam ucapan Gus Miftah terhadap pedagang kaki lima penjual es teh dalam sebuah acara tabligh akbar tersebut.
“Sebagai figur publik sekaligus pejabat yang seharusnya menjadi teladan, ucapan seperti itu sungguh disayangkan. Pedagang kaki lima adalah kelompok yang bekerja keras demi menghidupi keluarga mereka,” ujar Mansuri dalam keterangan, kutip dari CNNIndonesia Rabu (04/12/2024).
Lebih lanjut Mansuri menyebut, ucapan Gus Miftah menyakiti hati para pedagang dan berpotensi merusak cita kepemimpianan
“Gus Miftah memiliki peran besar dalam menjaga harmoni sosial. Ucapan kasar seperti ini justru kontraproduktif dengan tugas tersebut,” imbuhnya.
Selain itu, IKAPPI pun mendesak Gus Miftah untuk memberikan klarifikasi dan meminta maaf secara terbuka.
Tegas Mansuri mengatakan langkah itu penting untuk meredakan kekecewaan dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap tokoh agama dan pejabat publik. Terlebih saat ini Gus Miftah menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.)**