NEWS

Adde Rosi Minta Sekolah dan Orang Tua Duduk Bersama Soal Kasus Siswa SMKN 2 Rangkasbitung

24
×

Adde Rosi Minta Sekolah dan Orang Tua Duduk Bersama Soal Kasus Siswa SMKN 2 Rangkasbitung

Sebarkan artikel ini

SERANG, – Anggota Komisi X DPR RI Fraksi Partai Golkar Adde Rosi Khoerunnisa menanggapi kasus pengembalian siswa oleh pihak SMKN 2 Rangkasbitung kepada orang tua yang ramai diperbincangkan publik.

Adde Rosi menegaskan, setiap anak berhak mendapatkan pendidikan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang, namun ia juga mengingatkan bahwa setiap lembaga pendidikan memiliki aturan, etika, dan disiplin yang wajib dipatuhi oleh semua pihak.

“Betul bahwa setiap anak sesuai Undang-Undang berhak mendapatkan pendidikan. Namun di setiap lembaga pendidikan itu ada aturan, etika, dan disiplin yang harus dijalankan oleh semua pihak, baik pendidik maupun siswa,” ujar Adde Rosi, Kamis (13/11/2025).

Baca Juga:  Mulai 1 Juli 2022, Pembeli Pertalite dan Solar Harus Daftar My Pertamina

Ia menjelaskan, apabila terdapat pelanggaran kedisiplinan yang dilakukan berulang kali dan telah melewati proses peringatan (SP), maka sekolah memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan tegas. Meski demikian, Adde Rosi menilai pentingnya komunikasi yang baik antara sekolah dan orang tua agar tidak terjadi kesalahpahaman maupun kesan pembiaran terhadap perilaku siswa.

“Baiknya komunikasi dengan pihak orang tua harus dilakukan agar tidak terjadi pembiaran kepada siswa. Saya menyayangkan hal ini terjadi, apalagi saat ini Komisi X DPR RI sedang membahas revisi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), di mana saya juga tergabung sebagai anggota Panjanya,” jelasnya.

Baca Juga:  Ramadhan Berbagi, UPG Santuni Anak Yatim dan Bagikan Ratusan Paket Sembako

Ia menambahkan, dalam revisi UU Sisdiknas yang tengah dibahas tersebut juga mencakup kebijakan wajib belajar 13 tahun serta penanganan kekerasan di lingkungan pendidikan, termasuk perlindungan terhadap hak belajar anak.

“Saya berharap pihak sekolah dan orang tua duduk bersama mencari solusi terbaik. Kalau memang perlu, bisa diberlakukan sanksi berupa skorsing sebagai bentuk pembinaan, sambil orang tua juga lebih ketat mengawasi anak di lingkungan rumah dan sosialnya,” pungkasnya.