Ia juga memiliki program dalam menjawab isu pemerataan. Airin menawarkan program Pijar Banten (Pemerataan Infrastruktur dan Wajah Baru Banten).
“Peningkatan mantap jalan dan Pembangunan jalan poros desa terutama di wilayah selatan,” tuturnya.
Mengenai isu kemiskinan, Airin ingin meningkatkan capaian jaminan kesehatan nasional yang merata untuk masyarakat. Dirinya juga mendorong beasiswa pendidikan gratis bagi siswa yang bersekolah di sekolah negeri ataupun swasta serta yang melanjutkan ke perguruan tinggi.
Untuk memberikan daya ungkit Ekonomi dan pembukaan lapangan pekerjaan, Airin berencana akan mengembangkan destinasi wisata bahari dan desa wisata di Banten selatan dan barat.
“Saat Ibukota berpindah ke Kalimantan. Saya meyakini, ketika kita bekerja bersama-sama berkolaborasi, ada hal yang mungkin akan meningkatkan daya saing ekonomi yang tentunya bagi pemerintah, dan juga masyarakat di Banten,” tuturnya.
Dampak economic spillover ini juga sempat Airin sampaikan saat menjadi keynote speaker dalam Seminar Nasional bertema ‘Nasib Banten Pasca Perpindahan Ibu Kota Negara (IKN)’, yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Banten, Pandeglang, Senin (10/6/2024).
Menurut Airin, membangun kolaborasi yang efektif antara pemangku kepentingan pemerintah, dunia usaha, dan pendidikan, termasuk perguruan tinggi negeri (PTN) merupakan kunci untuk mencapai kemajuan bersama.
“Paling penting adalah partisipasi dari masyarakat. Saya melihat banyak sekali keinginan kuat dari masyarakat yang mencintai Provinsi Banten. Ini modal yang besar dalam melakukan percepatan pembangunan Banten,” ujarnya.