Dari sekian banyak peristiwa menarik di Baduy, kata Jafra, salah satu topik yang menarik untuk dikonsumsi publik adalah ketika mereka menanam padi. “Padi merupakan solusi Masyarakat Baduy untuk mengatasi krisis pangan. Bahkan padi di Baduy bisa cukup untuk memenuhi pangan enam generasi masyarakat Baduy,” paparnya.
Atas karya sineas kakak beradik tersebut, film dokumenter “Lima Pare” berhasil menyabet juara tiga pada ajang Eagle Award Documentary Competition. Di tahun 2023 lalu, film tersebut berhasil masuk Short list Festival Film Indonesia, serta menjadi special screening Festival Film Sumbawa.
Di tahun 2024 ini, film dokumenter “Lima Pare” berhasil melenggang di lima negara, di antaranya:
- Nomine Best International Documentary di International Ecological TV Festival TO SAVE AND PRESERVE XXVIII 2024 (Rusia).
- Nomine Best International Documentary at Bangladesh International Short and Independent Film Festival 2024 (Bangladesh).
- Official Selection Lift-Off Global Network (Inggris).
- Galil Adventure and Human Nature 2024 (Israel, lolos seleksi tahap 1 (masih akan diperbarui keikutsertaannya.
- KLIFA Awards 2024 (Kuala Lumpur).
Meski sudah melenggang ke berbagai negara, nyatanya di daerah sendiri film tersebut minim apresiasi dan luput dari perhatian pemerintah dan masyarakat Banten.***