LEBAK,- Anggota MPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Adde Rosi Khoerunnisa (A-336), kembali melaksanakan kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di daerah pemilihannya, Banten 1, yang meliputi Kabupaten Lebak dan Pandeglang. Kegiatan ini dilangsungkan di Gedung DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak, pada Rabu, 5 Maret 2025, dan dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, tokoh pendidikan, pemuda, serta perwakilan organisasi kemasyarakatan.
Dengan mengangkat tema “Pendidikan Berkebudayaan sebagai Bagian dari Implementasi Bhinneka Tunggal Ika”, Adde Rosi menekankan pentingnya pendidikan yang berakar pada nilai-nilai budaya lokal dan kebangsaan sebagai fondasi untuk memperkuat persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman Indonesia.
“Pendidikan bukan hanya soal transfer ilmu pengetahuan, tapi juga proses pembentukan karakter kebangsaan. Melalui pendidikan yang berbasis budaya, kita bisa menanamkan nilai-nilai Pancasila, semangat kebhinekaan, dan rasa cinta tanah air sejak dini,” ujar Adde Rosi di hadapan peserta.
Dalam pemaparannya, Adde Rosi menjelaskan empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. Ia menegaskan bahwa nilai-nilai dalam empat pilar tersebut harus diinternalisasi dalam dunia pendidikan agar generasi muda mampu menjadi agen perubahan yang toleran, inklusif, dan berwawasan kebangsaan.
Peserta kegiatan tampak antusias mengikuti jalannya sosialisasi. Diskusi interaktif pun berlangsung hangat, dengan banyaknya pertanyaan serta tanggapan dari masyarakat terkait isu pendidikan, tantangan keberagaman, serta peran pemuda dalam menjaga persatuan bangsa.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya nyata Adde Rosi dalam mendekatkan diri dengan masyarakat serta menyerap aspirasi warga di wilayah Lebak dan Pandeglang. Ia berharap, melalui kegiatan seperti ini, masyarakat semakin memahami pentingnya nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.
“Mari kita jadikan keberagaman sebagai kekuatan, bukan perpecahan. Melalui pendidikan berkebudayaan, kita tanamkan semangat Bhinneka Tunggal Ika demi masa depan Indonesia yang lebih harmonis,” pungkasnya.